Rabu, 27 Juni 2012
17.16 |
Diposting oleh
Kintanyulanda |
Edit Entri
A. PENGERTIAN
Kesepian
Kesepian adalah keadaan emosi dan kognitif yang tidak bahagia
yang diakibatkan oleh hasrat akan hubungan akrab tetapi tidak dapat
mencapainya. Individu yang tidak menginginkan teman bukan orang yang kesepian,
tetapi seseorang yang menginginkan teman dan tidak memilikinyalah orang yang
kesepian. Kesepian adalah pengalaman subjektif. Kesepian juga dideskripsikan
sebagai kesakitan sosial - suatu mekanisme psikologis untuk memperingatkan
seorang individu atas isolasi yang tidak diinginkan dan memotivasinya untuk
mencari hubungan sosial.
B.
ARTIKEL
Dalam masyarakat yang modern dewasa ini, setiap orang pasti
pernah merasakan kesepian. Anak-anak kesepian karena ditinggal orang tua yang
sangat sibuk. Baik sibuk mencari nafkah maupun sibuk dengan aktivitas-aktivitas
lainnya. Yang sangat terkenal adalah sebutan “tante kesepian”.
Ketika hal ini terjadi, maka setiap orang pasti
bertanya-tanya kepada dirinya sendiri. Apa sih penyebabnya..??
Banyak sekali faktor yang membuat seseorang merasa sepi dan
terasing. Boleh jadi kita merasa memiliki banyak teman. Boleh jadi kita sering
diundang ke berbagai acara kegiatan bahkan ke pesta-pesta. Tetapi, di balik itu
kita tetap merasa kesepian.
Seringkali orang merasa seorang diri di rumah dan menunggu
telpon berdering. Siapa tahu ada yang mengajak untuk ke luar rumah untuk
sekedar jalan-jalan. Dengan demikian, kesepian telah menjadi sebuah gejala yang
epidemis di tengah masyarakat kita dewasa ini.
Orang boleh berkata bahwa berkat kemajuan teknologi, kita
telah merasa lebih ‘dekat’ satu sama yang lain. Penggunaan e-mail, telpon,
faksimili dan internet bukan suatu hal yang mewah lagi. Semua orang bisa
menggunakannya. Kapan saja dan di mana saja orang bisa saling berhubungan
dengan mudah. Lalu, apa penyebabnya..??
Sebenarnya jawabannya sederhana saja. Kemajuan pembangunan
dalam masyarakat yang terjadi dalam beberapa dekade terakhir ini telah menjadi
penyebabnya. Kemajuan itu telah ‘menghancurkan’ sistem kekerabatan yang telah
tumbuh dan berkembang selama ini.
Keluarga Berencana
Kehidupan kekerabatan dalam sebuah keluarga dan masyarakat
telah banyak berubah. Dulu setiap keluarga terdiri dari banyak sekali anggota.
Orang tua selalu menginginkan untuk memiliki banyak anak. Kata mereka: “Banyak
anak.. Banyak rejeki..!!”
Tidak itu saja. Keluarga yang telah memiliki banyak anak itu
pun masih juga menampung kakek, nenek dan keponakan. Setiap orang akan selalu
merasa tentram karena mereka tinggal di tengah-tengah keluarganya sendiri.
Paman dan tante serta keponakan pun tinggalnya berdekatan. Mereka bahkan
melakukan aktivitas sosial bersama termasuk berkebun dan berdagang. Itu kondisi
di jaman dulu (jadul).
Apa yang terjadi sekarang..?? Jumlah anggota keluarga sangat
menciut. Sangat jarang keluarga yang memiliki banyak anak. Keluarga sekarang
secara sengaja atau tidak sengaja akan mematuhi program pemerintah yakni
“Keluarga Berencana” (KB).
Mereka secara sadar menjalan program ini karena tekanan dan
himpitan tingginya biaya ekonomi. Bila memiliki banyak anak, maka mereka akan
sangat sulit untuk memenuhi segala kebutuhan hidup yang layak. Biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan, perumahan dan pendidikan
dewasa ini sangat tinggi.
Setiap keluarga sekarang lebih memilih untuk memiliki anak
hanya dua orang. Walau terkadang ada juga keluarga yang memiliki tiga orang
anak. Itupun sangat jarang karena mereka memiliki alasan dan pertimbangan
tersendiri.
Pekerjaan anggota keluarga ini pun sudah sangat beragam.
Pekerjaan mereka tidak lagi seragam seperti dulu. Kini mereka tidak bisa lagi
bekerja bersama-sama. Dalam banyak kasus tempat kerja mereka pun berjauhan satu
sama lain.
Terkadang tuntutan pekerjaan ini mengharus mereka untuk
pindah ke kota yang lain, bahkan ke luar negeri. Mereka akhirnya jarang sekali
bertemu karena kendala waktu dan jarak serta kesibukan masing-masing.
Selain itu, kemajuan terknologi telah memudahkan orang untuk
melakukan pekerjaan. Kemajuan teknologi ini membuat setiap orang terdorong
untuk bekerja lebih keras untuk mencapai lebih banyak target. Target yang lebih
tinggi dan lebih besar ini tentu saja akan mendapatkan imbalan dan penghasilan
yang tinggi pula.
Time Is Money
Di sini kita akhirnya mengesampingkan hubungan sosial dengan
sesama. Orientasi dan gaya hidup kita semakin terjebak dalam keinginan untuk
meraih karier yang lebih tinggi. Karier yang semakin tinggi akan menjanjikan
masa depan yang lebih cemerlang. Setiap orang menjadi semakin sibuk seakan tidak
ada lagi waktu yang luang.
Keinginan untuk melakukan interaksi sosial ini semakin padam
juga lantaran adanya berbagai kemudahan dalam dunia hiburan. Orang lebih suka
menyendiri untuk menonton televisi yang menyajikan berbagai program hiburan.
Terkadang di dalam sebuah keluarga terdapat beberapa televisi.
Televisi tidak lagi menjadi sarana hiburan bersama, tetapi
bisa dinikmati sendirian di kamar. Anak-anak tidak lagi menonton televisi bersama
orang tua.
Orang tidak lagi harus bergaul dengan anggota keluarga yang
lain atau tetangga. Dulu masyarakat kita akan melakukan berbagai permainan
sebagai hiburan. Mereka bahkan akan bermain musik dan bernyanyi bersama untuk
menghabiskan waktu luang.
Faktor lain yang menjadi penyebabnya adalah berbagai
fasilitas yang memudahkan orang dalam melakukan komunikasi. Orang tidak lagi
merasa perlu untuk bertemu muka untuk berkomunikasi, tetapi cukup dengan
internet dan telepon. Apalagi dewasa ini akses untuk internet sudah semakin
mudah.
Banyak waktu yang dihabiskan di depan komputer untuk
menggunakan internet. Demikian juga perkembangan dalam dunia telekomunikasi
yang semakin canggih dengan menggunakan telpon genggam.
Di satu pihak, orang lebih bergairah untuk meningkatkan
ketrampilannya dalam menggunakan komputer (computer skills). Orang tidak mau
dibilang ‘gagap teknologi’ (gaptek). Sementara di pihak lain, mereka tidak lagi
berminat untuk meningkatkan ketrampilan berinteraksi sosial (social skills).
Kehidupan masyarakat modern sangat terkendali oleh waktu.
Mereka memegang prinsip yang sangat berbau individualistis dan materialistis
yakni “time is money” (waktu adalah uang). Ketika selesai bekerja, energi
mereka telah terkuras habis. Bahkan sekedar bercengkerama dengan keluarga pun
hampir tidak mungkin.
You Are Not Alone
Makan malam pun dilakukan sendiri dengan cepat. Tidak lagi
bersama-sama dengan anggota keluarga yang lain. Setelah itu mereka akan
menghabiskan waktunya di depan televisi atau komputer. Situasi batin mereka pun
tertekan karena terganggu oleh pikiran-pikiran tentang target pekerjaan dan
karir.
Orang seakan terbiasa dengan pemeo “pergi pagi pulang petang”
(P4). Apalagi dengan situasi dan kondisi transportasi yang sangat buruk dewasa
ini, orang akan sangat cemas bila berangkat kerja ketika matahari telah terbit.
Mereka pasti akan terjebak dalam kemacetan yang parah dan terlambat tiba di
kantor dengan segala konsekuensinya.
Faktor-faktor di atas ini telah membuat orang menjadi
kesepian dalam dunia modern yang serba canggih ini. Tetapi bagaimana pun juga
akan sangat mengagumkan bila dalam situasi membuat orang kesepian ini, kita
masih bisa mengatasinya sehingga tidak merasa sepi karena memiliki banyak
sahabat.
http://dasion1957.wordpress.com/2009/10/01/kesepian/
http://dasion1957.wordpress.com/2009/10/01/kesepian/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Kintan Yulanda
| Jakarta 27 Juli 1993 |Informatics Engineering UG'11 | http://www.facebook.com/kintan.yulanda | http://twitter.com/#!/strawbery_kecil
About Me
- Kintanyulanda
- kintan yulanda, jakarta 27 juli 1993, | Informatics Engineering UG '11
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar