Rabu, 27 Juni 2012



A.      PENGERTIAN
Kepercayaan
Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang mengambil suatu keputusan, ia akan lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan dari orang- orang yang lebih dapat ia percaya dari pada yang kurang dipercayai (Moorman, 1993).
Menurut Rousseau et al (1998), kepercayaan adalah wilayah psikologis yang merupakan perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan harapan terhadap perilaku yang baik dari orang lain. Kepercayaan konsumen didefinisikan sebagai kesediaan satu pihak untuk menerima resiko dari tindakan pihak lain berdasarkan harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan penting untuk pihak yang mempercayainya, terlepas dari kemampuan untuk mengawasi dan mengendalikan tindakan pihak yang dipercaya (Mayer et al, 1995).
Menurut Ba dan Pavlou (2002) mendefinisikan kepercayaan sebagai penilaian hubungan seseorang dengan orang lain yang akan melakukan transaksi tertentu sesuai dengan harapan dalam sebuah lingkungan yang penuh ketidakpastian.
Kepercayaan terjadi ketika seseorang yakin dengan reliabilitas dan integritas dari orang yang dipercaya (Morgan & Hunt, 1994).
Doney dan Canon (1997) bahwa penciptaan awal hubungan mitra dengan pelanggan didasarkan atas kepercayaan. Hal yang senada juga dikemukakan oleh McKnight, Kacmar, dan Choudry (dalam Bachmann & Zaheer, 2006), menyatakan bahwa kepercayaan dibangun sebelum pihak-pihak tertentu saling mengenal satu sama lain melalui interaksi atau transaksi. Kepercayaan secara online mengacu pada kepercayaan dalam lingkungan virtual.
Menurut Rosseau, Sitkin, dan Camere (1998), definisi kepercayaan dalam berbagai konteks yaitu kesediaan seseorang untuk menerima resiko. Diadaptasi dari definisi tersebut, Lim et al (2001) menyatakan kepercayaan konsumen dalam berbelanja internet sebagai kesediaan konsumen untuk mengekspos dirinya terhadap kemungkinan rugi yang dialami selama transaksi berbelanja melalui internet, didasarkan harapan bahwa penjual menjanjikan transaksi yang akan memuaskan konsumen dan mampu untuk mengirim barang atau jasa yang telah dijanjikan.


B.      ARTIKEL
Dikisahkan, ada seorang pemuda yang dulunya hanya seorang office boy di sebuah perusahaan Jepang, tetapi sekarang ia telah berhasil menjadi seorang pengusaha sukses di bidang jasa.
Saat ditanya, bagaimana itu bisa terjadi, si pengusaha bercerita sambil bernostalgia. “Sebenarnya, pendidikan saya hanya SMP saja, itupun lulusan dari kampung. Saat diterima kerja sebagai pesuruh di kota besar ini, saya sangat senang sekali. Kata teman-teman di kantor, saya selalu bersemangat, murah senyum, dan siap membantu siapa saja yang memerlukannya. Bahkan bekerja lembur dan tidur di kantor pun, saya jalani dengan senang. 
Tugas, yang pada mulanya hanya sebatas pesuruh, mengantar ini mengantar itu, menyediakan minuman, menyusun file-file, suatu hari meningkat menjadi pembantu adiministrasi saat ada anak kantor yang mengalami musibah dan tidak dapat menyelesaikan tugasnya, saya belajar mati-matian menggunakan komputer untuk membantunya mengetik.
Bos saya orang Jepang. Dan saya lah yang paling sering berada di ruangan bos, membantu dan menemaninya bekerja hingga malam hari. Perintah-perintah bos diucapkan dalam bahasa Jepang.
Pada awalnya saya tidak mengerti sama sekali. Dan, dari sanalah saya terpacu untuk belajar berbahasa Jepang. Karyawan dari Jepang yang bekerja di situ, sangat menghargai siapapun yang mau belajar bahasa mereka. Setiap hari, mereka mengajari sambil mentertawakan kebodohan saya jika salah dalam berucap kata. Oleh-oleh yang dibawa dari Jepang adalah buku-buku berbahasa Jepang yang saya minta.
Kira-kira empat tahun kemudian, tugas saya pun mengalami perubahan. Walaupun Tetap membantu serabutan, tetapi naik kelas menjadi asisten administrasi penghubung. Setiap ada tamu dari negeri sakura datang, saya yang menemani mereka menjadi penterjemah. Lama-kelamaan, saya dipercayai mengurus banyak hal, menghadap pejabat, menyampaikan pesan-pesan penting antar departemen dan sebagainya.
Sekian tahun kemudian, atas persetujuan dan bantuan Bos dan kepercayaan yang telah terbentuk selama ini, saya meminta izin untuk mengundurkan dan memulai usaha sendiri di bidang jasa, yakni mengurus berbagai perijinan hingga rekruting karyawan, khususnya untuk perusahaan Jepang yang hendak berinvestasi di Indonesia.
Bisnis saya bisaberkembang pesat seperti sekarang ini, tentu saja saya bersyukur atas semua ini, dan tetap belajar segala sesuatu agar bisnis saya terus berkembang dan berkembang.


A.      PENGERTIAN
Kesepian
Kesepian adalah keadaan emosi dan kognitif yang tidak bahagia yang diakibatkan oleh hasrat akan hubungan akrab tetapi tidak dapat mencapainya. Individu yang tidak menginginkan teman bukan orang yang kesepian, tetapi seseorang yang menginginkan teman dan tidak memilikinyalah orang yang kesepian. Kesepian adalah pengalaman subjektif. Kesepian juga dideskripsikan sebagai kesakitan sosial - suatu mekanisme psikologis untuk memperingatkan seorang individu atas isolasi yang tidak diinginkan dan memotivasinya untuk mencari hubungan sosial.

B.      ARTIKEL

Dalam masyarakat yang modern dewasa ini, setiap orang pasti pernah merasakan kesepian. Anak-anak kesepian karena ditinggal orang tua yang sangat sibuk. Baik sibuk mencari nafkah maupun sibuk dengan aktivitas-aktivitas lainnya. Yang sangat terkenal adalah sebutan “tante kesepian”.
Ketika hal ini terjadi, maka setiap orang pasti bertanya-tanya kepada dirinya sendiri. Apa sih penyebabnya..??
Banyak sekali faktor yang membuat seseorang merasa sepi dan terasing. Boleh jadi kita merasa memiliki banyak teman. Boleh jadi kita sering diundang ke berbagai acara kegiatan bahkan ke pesta-pesta. Tetapi, di balik itu kita tetap merasa kesepian.
Seringkali orang merasa seorang diri di rumah dan menunggu telpon berdering. Siapa tahu ada yang mengajak untuk ke luar rumah untuk sekedar jalan-jalan. Dengan demikian, kesepian telah menjadi sebuah gejala yang epidemis di tengah masyarakat kita dewasa ini.
Orang boleh berkata bahwa berkat kemajuan teknologi, kita telah merasa lebih ‘dekat’ satu sama yang lain. Penggunaan e-mail, telpon, faksimili dan internet bukan suatu hal yang mewah lagi. Semua orang bisa menggunakannya. Kapan saja dan di mana saja orang bisa saling berhubungan dengan mudah. Lalu, apa penyebabnya..??
Sebenarnya jawabannya sederhana saja. Kemajuan pembangunan dalam masyarakat yang terjadi dalam beberapa dekade terakhir ini telah menjadi penyebabnya. Kemajuan itu telah ‘menghancurkan’ sistem kekerabatan yang telah tumbuh dan berkembang selama ini.

Keluarga Berencana
Kehidupan kekerabatan dalam sebuah keluarga dan masyarakat telah banyak berubah. Dulu setiap keluarga terdiri dari banyak sekali anggota. Orang tua selalu menginginkan untuk memiliki banyak anak. Kata mereka: “Banyak anak.. Banyak rejeki..!!”
Tidak itu saja. Keluarga yang telah memiliki banyak anak itu pun masih juga menampung kakek, nenek dan keponakan. Setiap orang akan selalu merasa tentram karena mereka tinggal di tengah-tengah keluarganya sendiri. Paman dan tante serta keponakan pun tinggalnya berdekatan. Mereka bahkan melakukan aktivitas sosial bersama termasuk berkebun dan berdagang. Itu kondisi di jaman dulu (jadul).
Apa yang terjadi sekarang..?? Jumlah anggota keluarga sangat menciut. Sangat jarang keluarga yang memiliki banyak anak. Keluarga sekarang secara sengaja atau tidak sengaja akan mematuhi program pemerintah yakni “Keluarga Berencana” (KB).
Mereka secara sadar menjalan program ini karena tekanan dan himpitan tingginya biaya ekonomi. Bila memiliki banyak anak, maka mereka akan sangat sulit untuk memenuhi segala kebutuhan hidup yang layak. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan, perumahan dan pendidikan dewasa ini sangat tinggi.
Setiap keluarga sekarang lebih memilih untuk memiliki anak hanya dua orang. Walau terkadang ada juga keluarga yang memiliki tiga orang anak. Itupun sangat jarang karena mereka memiliki alasan dan pertimbangan tersendiri.
Pekerjaan anggota keluarga ini pun sudah sangat beragam. Pekerjaan mereka tidak lagi seragam seperti dulu. Kini mereka tidak bisa lagi bekerja bersama-sama. Dalam banyak kasus tempat kerja mereka pun berjauhan satu sama lain.
Terkadang tuntutan pekerjaan ini mengharus mereka untuk pindah ke kota yang lain, bahkan ke luar negeri. Mereka akhirnya jarang sekali bertemu karena kendala waktu dan jarak serta kesibukan masing-masing.
Selain itu, kemajuan terknologi telah memudahkan orang untuk melakukan pekerjaan. Kemajuan teknologi ini membuat setiap orang terdorong untuk bekerja lebih keras untuk mencapai lebih banyak target. Target yang lebih tinggi dan lebih besar ini tentu saja akan mendapatkan imbalan dan penghasilan yang tinggi pula.

Time Is Money
Di sini kita akhirnya mengesampingkan hubungan sosial dengan sesama. Orientasi dan gaya hidup kita semakin terjebak dalam keinginan untuk meraih karier yang lebih tinggi. Karier yang semakin tinggi akan menjanjikan masa depan yang lebih cemerlang. Setiap orang menjadi semakin sibuk seakan tidak ada lagi waktu yang luang.
Keinginan untuk melakukan interaksi sosial ini semakin padam juga lantaran adanya berbagai kemudahan dalam dunia hiburan. Orang lebih suka menyendiri untuk menonton televisi yang menyajikan berbagai program hiburan. Terkadang di dalam sebuah keluarga terdapat beberapa televisi.
Televisi tidak lagi menjadi sarana hiburan bersama, tetapi bisa dinikmati sendirian di kamar. Anak-anak tidak lagi menonton televisi bersama orang tua.
Orang tidak lagi harus bergaul dengan anggota keluarga yang lain atau tetangga. Dulu masyarakat kita akan melakukan berbagai permainan sebagai hiburan. Mereka bahkan akan bermain musik dan bernyanyi bersama untuk menghabiskan waktu luang.

Faktor lain yang menjadi penyebabnya adalah berbagai fasilitas yang memudahkan orang dalam melakukan komunikasi. Orang tidak lagi merasa perlu untuk bertemu muka untuk berkomunikasi, tetapi cukup dengan internet dan telepon. Apalagi dewasa ini akses untuk internet sudah semakin mudah.
Banyak waktu yang dihabiskan di depan komputer untuk menggunakan internet. Demikian juga perkembangan dalam dunia telekomunikasi yang semakin canggih dengan menggunakan telpon genggam.
Di satu pihak, orang lebih bergairah untuk meningkatkan ketrampilannya dalam menggunakan komputer (computer skills). Orang tidak mau dibilang ‘gagap teknologi’ (gaptek). Sementara di pihak lain, mereka tidak lagi berminat untuk meningkatkan ketrampilan berinteraksi sosial (social skills).
Kehidupan masyarakat modern sangat terkendali oleh waktu. Mereka memegang prinsip yang sangat berbau individualistis dan materialistis yakni “time is money” (waktu adalah uang). Ketika selesai bekerja, energi mereka telah terkuras habis. Bahkan sekedar bercengkerama dengan keluarga pun hampir tidak mungkin.

You Are Not Alone
Makan malam pun dilakukan sendiri dengan cepat. Tidak lagi bersama-sama dengan anggota keluarga yang lain. Setelah itu mereka akan menghabiskan waktunya di depan televisi atau komputer. Situasi batin mereka pun tertekan karena terganggu oleh pikiran-pikiran tentang target pekerjaan dan karir.
Orang seakan terbiasa dengan pemeo “pergi pagi pulang petang” (P4). Apalagi dengan situasi dan kondisi transportasi yang sangat buruk dewasa ini, orang akan sangat cemas bila berangkat kerja ketika matahari telah terbit. Mereka pasti akan terjebak dalam kemacetan yang parah dan terlambat tiba di kantor dengan segala konsekuensinya.
Faktor-faktor di atas ini telah membuat orang menjadi kesepian dalam dunia modern yang serba canggih ini. Tetapi bagaimana pun juga akan sangat mengagumkan bila dalam situasi membuat orang kesepian ini, kita masih bisa mengatasinya sehingga tidak merasa sepi karena memiliki banyak sahabat.
http://dasion1957.wordpress.com/2009/10/01/kesepian/

Kintan Yulanda

| Jakarta 27 Juli 1993 |Informatics Engineering UG'11 | http://www.facebook.com/kintan.yulanda | http://twitter.com/#!/strawbery_kecil

About Me

Foto Saya
Kintanyulanda
kintan yulanda, jakarta 27 juli 1993, | Informatics Engineering UG '11
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Tags

Pengikut